WINA'S ZONE

MAIL BAG

HOME | Journal | Novel | NEW KUMCER | kORESPONDENCE | ARTICLE PAGE | PSIKOLOGIS | PUISI WINA | OPINI | GALERY PHOTO | SEBUAH KEPUTUSAN & TIRAI KASIH IBU | DI GERBANG PERNIKAHAN | KUMCER | ABOUT WINA | KONTAK

First Letter From My Dear

untuk kekasihku,

surat ini kutulis pada senja yang remang, pada mendung yang tak
kunjung hujan, pada saat angin berhembus sepoi. hari-hari yang lalu,
saat seperti ini adalah saat yang mendebarkan, nduk. saat dimana rinduku begitu memburu, dan pertemuan denganmu adalah detik-detik yang kunanti. senja ini, terpaksa harus kutulis surat untukmu. padahal, aku ingin mencumbumu, mendekapmu dengan erat, memelukmu selamanya.
kau harus tahu sayang, aku tak mungkin melakukannya sekarang. bukan, bukan aku menemukan lagi kekasih lain. tidak. hanya kau yang kucintai kekasihku. hanya engkau yang berhak atas jiwaku, atas cintaku.

nduk, arus nasib membawaku jauh darimu. aku telah diseret oleh
makhluk yang bernama takdir, dijebloskan dalam penjara kodrat,
dibelenggu dengan rantai adat. aku kini menjadi residipis dari sebuah
budaya. kini aku hanya sosok manusia tanpa keinginan, sebab inginku ada dalam pelukmu.

kau masih ingat nduk? bagaimana waktu, kita habiskan bersama. saat itu, pertama kali aku mengenalmu. pada sebuah ruang dan waktu, dimana kularikan tubuh ringkihku dari hingar bingar dunia maya.
maka kutemukan engkau sendirian.lewat dering telfonku dalam perjalananku dari malang hingga ke bandara.
"kenapa kau sendirian saja?" itu kata yang kau ucapkan pertama kali untukku.
"kau pun juga sendirian," ucapku meledek.
"aku ditemani rembulan dan bebintang!" elakmu.
"kalau gitu, aku juga ditemani seseorang." kataku tak mau kalah.
"siapa?" tanyamu penasaran.
"kamu!" jawabku sambil menunjukmu. lantas kita tertawa. tawa bahagia.
masihkah kau ingat dialog itu nduk? aku tak pernah melupakannya sampai sekarang. dari sanalah aku menemukan keindahanmu. meski tak seorang pun menyadarinya. sejak itu pula senja selalu mengirimkan debar lain dalam dadaku. sebab senja berarti pertemuan denganmu. tapi senja kali ini mengirimkan debar yang lain. debar kerinduan.

aku terpenjara. tak  bisa menemuimu sekarang. tak lagi bisa mendengar ceritamu semenjak HP ku ilang dicopet orang. Pun juga tak kudengar cerita tentang orangorang yang menjadi temanmu. pernah suatu saat kau berbicara tentang seorang lelaki yang datang
padamu memberimu cintanya yang terindah.  tapi kau lantas terdiam lama, tak mau meneruskan katakata. kudesak engkau, kau teruskan juga kisahmu, kau katakan laki laki itu akhirnya menyerahkan dirinya pada angin. aku cemburu dalam hati. cemburu pertama setelah harihari sebelumnya selalu saja ada tawa
bersamamu. kini aku pun meringis geli. tak ada engkau di sini. aku tak mau seperti lakilaki itu. aku memimpikan selalu bisa orgasme saat bersetubuh denganmu, bisa memelukmu selamanya.
 
nduk, kutitipkan surat ini pada senja dan angin yang sepoi. aku
tahu, senja akan memberikannya padamu. bukankah setiap hari dia
berpapasan denganmu?  salamku untuk rembulan dan bebintang
sahabat setiamu. hehehehehe ..... ato sekedar apologi ?

918e.jpg