untuk kekasihku,
surat ini kutulis pada senja yang remang, pada
mendung yang tak
kunjung hujan, pada saat angin berhembus sepoi. hari-hari yang lalu,
saat seperti ini adalah saat
yang mendebarkan, nduk. saat dimana rinduku begitu memburu, dan pertemuan denganmu adalah detik-detik yang kunanti. senja
ini, terpaksa harus kutulis surat untukmu. padahal, aku ingin mencumbumu, mendekapmu dengan erat, memelukmu selamanya.
kau
harus tahu sayang, aku tak mungkin melakukannya sekarang. bukan, bukan aku menemukan lagi kekasih lain. tidak. hanya kau yang
kucintai kekasihku. hanya engkau yang berhak atas jiwaku, atas cintaku.
nduk, arus nasib membawaku jauh darimu. aku telah
diseret oleh
makhluk yang bernama takdir, dijebloskan dalam penjara kodrat,
dibelenggu dengan rantai adat. aku kini
menjadi residipis dari sebuah
budaya. kini aku hanya sosok manusia tanpa keinginan, sebab inginku ada dalam pelukmu.
kau masih ingat nduk? bagaimana waktu, kita habiskan
bersama. saat itu, pertama kali aku mengenalmu. pada sebuah ruang dan waktu, dimana kularikan tubuh ringkihku dari hingar
bingar dunia maya.
maka kutemukan engkau sendirian.lewat dering telfonku dalam perjalananku dari malang hingga ke bandara.
"kenapa kau sendirian saja?" itu kata yang kau
ucapkan pertama kali untukku.
"kau pun juga sendirian," ucapku meledek.
"aku ditemani rembulan dan bebintang!" elakmu.
"kalau
gitu, aku juga ditemani seseorang." kataku tak mau kalah.
"siapa?" tanyamu penasaran.
"kamu!" jawabku sambil menunjukmu.
lantas kita tertawa. tawa bahagia.masihkah kau ingat dialog
itu nduk? aku tak pernah melupakannya sampai sekarang. dari sanalah aku menemukan keindahanmu. meski tak seorang pun menyadarinya. sejak itu pula senja selalu mengirimkan debar lain dalam
dadaku. sebab senja berarti pertemuan denganmu. tapi senja kali ini mengirimkan debar yang lain. debar kerinduan.
aku terpenjara. tak bisa menemuimu sekarang.
tak lagi bisa mendengar ceritamu semenjak HP ku ilang dicopet orang. Pun juga tak kudengar cerita tentang orangorang yang
menjadi temanmu. pernah suatu saat kau berbicara tentang seorang lelaki yang datang
padamu memberimu cintanya yang terindah.
tapi kau lantas terdiam lama, tak mau meneruskan katakata. kudesak engkau, kau teruskan juga kisahmu, kau katakan laki laki
itu akhirnya menyerahkan dirinya pada angin. aku cemburu dalam hati. cemburu pertama setelah harihari sebelumnya selalu saja
ada tawa
bersamamu. kini aku pun meringis geli. tak ada engkau di sini. aku tak mau seperti lakilaki itu. aku memimpikan
selalu bisa orgasme saat bersetubuh denganmu, bisa memelukmu selamanya.
nduk, kutitipkan surat ini pada senja dan angin yang
sepoi. aku
tahu, senja akan memberikannya padamu. bukankah setiap hari dia
berpapasan denganmu? salamku untuk
rembulan dan bebintang
sahabat setiamu. hehehehehe ..... ato sekedar apologi ?